SPcom KAB MALANG – Warga yang terdampak proyek perbaikan drainase di Jalan Raya Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, merasa dirugikan. Sebab kontraktor proyek tersebut hanya mengganti beton penutup maksimal dua meter.
Salah satu warga, Sugianto mengungkapkan, bahwa beton penutup saluran air di jalan itu sebelumnya telah rapi. Namun saat proyek perbaikan dihancurkan oleh kontraktor.
“Jadi kesepakatan awal penutup beton itu sama proyek dibangunkan panjangnya tiga meter, dan tadi berubah lagi hanya dua meter. Panjang teras rumah saya ini lima meter, jadi saya harus keluar biaya lagi membuat penutup beton tiga meter,” ujarnya, Kamis (8/12/2022).
Menurut Sugianto, itu sangat memberatkan warga. Sebab bisa mencapai jutaan rupiah jika ada rumah atau bangunan warga yang memiliki panjang lebih dari tiga meter.
“Ya kalau ada uang kalau tidak ada. Kok bikin sengsara kami, rakyat kecil,” tandas Sugianto.
Selain itu, material untuk proyek juga berada di badan jalan. Sehingga membahayakan bagi pengguna jalan, terutama mereka yang menggunakan motor.
Warga lain, Wardi mengungkapkan bahwa proses pekerjaan drainase itu sangat lambat. Mulai proses penggalian setelah itu dimulainya pengecoran.
“Ini lambat sekali pekerjaannya. Disitu, saya punya kendaraan roda empat, jelas kalau membuat penutup beton tidak berani bertumpu pada dinding beton gorong-gorong karena terlalu tipis. Pekerjaannya berantakan, ketebalan dinding beton tidak sama,” tegas dia.
Saat dihubungi, Pelaksana Proyek, Sumantri membenarkan bahwa proyek membuat penutup beton gorong-gorong untuk warga hanya dua meter.
“Ya memang benar, proyek hanya bangun 2 meter penutup beton. Ya jelas, sisanya ditanggung warga,” ucap saat dihubungi melalui ponsel.
Disoal ketebalan dinding beton dari gorong-gorong yang tidak sama, dia hanya memberikan solusi yang gampang dengan cara ditambal meski kondisi saat ini sudah mengeras. “Ada ketebalan dinding cor yang tidak sama, ditambal saja mas,” katanya.
Diketahui, proyek drainase tersebut panjangnya sekitar 140 meter menelan anggaran lebih dari seratus juta yang berasal APBD 2022. Ironinya, di lokasi proyek tidak ada papan informasi publik atas pekerjaan itu. (Putut)